Kemerdekaan Untuk Milenial Indonesia

Bisma Mahendra W9ejyycz5hi Unsplash

Dalam tulisan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 ini, Tanaku berbincang dengan tiga milenial Indonesia dan menanyakan apa arti kemerdekaan bagi mereka.

Bisma Mahendra W9ejyycz5hi Unsplash

Mungkin untuk banyak milenial Indonesia, kemerdekaan adalah sesuatu yang mereka rasakan sejak lahir, bukan sesuatu yang mereka perjuangkan. Tapi disadari maupun tidak disadari, kemerdekaan dalam bentuk lain juga sedang mereka perjuangkan. Mulai dari kemerdekaan finansial, kemerdekaan dalam mengemukakan pendapat, hingga kemerdekaan dalam menjalani kehidupan sehari-sehari sesuai apa yang mereka mau.

“Saya merasa kemerdekaan sama dengan kebebasan dan saat ini kebebasan konsepnya juga sangat luas. Salah satu konsep kebebasan dan kemerdekaan yang saya perjuangkan saat ini adalah untuk bisa punya hunian sendiri.” Ayu Gunansyach, staf public relations yang bekerja di Jakarta menceritakan tentang kemerdekaan yang sedang ia perjuangkan. Saat ditanya kenapa memperjuangkan kemerdekaan melalui memiliki hunian sendiri, ia menjawab “Punya hunian sendiri berarti bebas menentukan hidup saya, mau melakukan apa di hunian saya, bahkan se-simple dekor apa yang mau saya pasang.”

Apakah hunian sendiri adalah simbol kemerdekaan yang dicari oleh para milenial Indonesia? Tanaku juga menanyakan makna kemerdekaan ke Aninda Zaistira, karyawan sebuah startup di Jakarta. “Merdeka adalah mengobarkan semangat dan bergerak menuju sebuah tujuan. Bagi saya, tujuan itu adalah punya sebuah tempat tinggal yang saya inginkan.” begitu kata Aninda. Sama seperti Ayu, Aninda merasa tempat tinggal sendiri adalah simbol kemerdekaan yang ia perjuangkan.

Ucapan Ayu dan Aninda tentang kemerdekaan dan mimpi punya hunian sendiri juga di-iyakan oleh Brian Sean Andrew, staf marketing sebuah startup, “Merdeka bukan hanya di negara sendiri, tapi juga di rumah sendiri. Kalau punya rumah sendiri bisa merdeka total!”. Bisa dikatakan mimpi punya hunian sendiri bukan cuma mimpi Ayu, Aninda, dan Sean, tapi juga mimpi banyak orang di Indonesia.

Pernyataan dari tiga milenial yang tinggal dan bekerja di Jakarta ini tentang keinginan memiliki hunian sendiri tidak sejalan dengan fakta yang ada. Menteri Keuangan Sri Mulyani, seperti dikutip dari artikel CNN Indonesia, mengatakan generasi milenial makin sulit punya rumah karena kenaikan harga rumah yang tidak sebanding dengan pendapatan. “Generasi muda ini kemudian akan berumah tangga, kemudian mereka membutuhkan rumah. Tapi mereka cannot afford untuk mendapatkan rumah. Mereka butuh, tapi cannot afford karena purchasing power mereka dibandingkan harga rumahnya, lebih tinggi,”

Sebuah fakta yang sayangnya dihadapi oleh anak muda Indonesia, namun bukan hal yang tidak bisa diubah. Memilki hunian sendiri adalah hak yang bisa didapatkan oleh siapapun dan Tanaku ada untuk membantu setiap milenial Indonesia untuk mendapatkan hak tersebut. Misi Tanaku untuk mendemokratisasi kepemilikan hunian di Indonesia dan membuat prosesnya menjadi lebih mudah adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang, termasuk tentunya para milenial Indonesia ini.

 Kenapa Tanaku bisa membantu milenial Indonesia memiliki hunian sendiri dengan lebih mudah? Ada banyak alasannya, beberapa di antaranya adalah dengan tidak mewajibkan aplikasi KPR dalam proses pembelian hunian, DP hunian yang hanya 2%, membolehkan hunian langsung ditempati setelah calon pembeli membayar DP, hingga cicilan bulanan 0% yang tentunya tidak menambah beban pembeli hunian. Semua kemudahan ini dilakukan Tanaku agar kepemilikan rumah mudah diakses oleh siapapun.

Jadi apakah kemerdekaan yang diimpikan oleh para milenial Indonesia bisa terwujud? Jawabannya bisa, karena Tanaku ada untuk membantu memperjuangkan kemerdekaan para milenial Indonesia.